PENYAKIT PADA SAPI POTONG dan SAPI PERAH
OLEH :
Drh. Mohammad Mahfud, Msi
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MADIUN
Kasus Penyakit Non Infeksius, al
1. Grain Poisoning (keracunan HMT)
Produksi asam laktat dalam rumen meningkat
Tanda -tanda Klinis :
- Sakit perut, sapi menendang-nendang perutnya
- Gigi bergeritan
- Perut kembung, diare berbau busuk
- Kondisi berat, sapi seperti mabuk, buta, jatuh, mati
Therapi :
- Drenching garam inggris 400 gram
- Drenching Sodium bicarbonat 110 gram, ulangi tiap 8 jam selama 2 hari
- Bakazha Extra
2. BLOAT (KEMBUNG)
Produksi gas dalam rumen berlebihan
Tanda-tanda Klinis
• Ternak gelisah
• Sulit bernapas
• Perut sebelah kiri membesar, bunyi drum
• Masih ada gerak rumen
• Mulut , mata kebiruan, kurang oksigen
• Kematian
Pengobatan
• Broom stick therapy
• Meningkatkan air liur
• Pemberian obat : Bakazha Oil
3. INDIGESTI
Low protein ration (serat kasar tinggi)
Tanda Klinis
- Tidak mau makan, lesu, malas bergerak, kembung, konstipasi
Therapi
- Clisma (pengeluaran feces secara rektal)
- Drenching garam inggris 100-400 gram
- Bakazha Extra
4.PROLAPSUS UTERI
• Kelainan, penyembulan rahim ke luar, menggantung melalui vagina, setelah melahirkan.
• Sapi umur tua, > 4 th, kurang gerak, dikandangkan terus : penggantung rahim kendur, lemah, rahim tidak kembali ke keadaan semula, seperti sebelum bunting.
• Gejala klinis : turun napsu makan, temperatur tinggi, peningkatan denyut nadi, selalu merejan.
• Jika segera ditangani, bisa sembuh. Jika dibiarkan, tjd infeksi, keracunan.
5.RETENSI PLASENTA
• Terjadi setelah melahirkan anak.
• Banyak terjadi pada sapi perah
• Plasenta anak, tetap bertahan, menempel pada plasenta induk.
• Mengikuti kejadian abortus, terutama yg terjadi setelah kebuntingan mencapai 5 bln.
• Birahi kembali setelah kelahiran akan diperpanjang.
PENYEBAB RETENSI PLASENTA DAN GEJALA KLINIS :
PENYEBAB :
• Akibat infeksi uterus selama kebuntingan, kurang kontraksi uterus setelah pedet dilahirkan.
• Pakan berlebihan energi pada sapi bunting tua (8-9 bln), melebihi 150% dari kebutuhan.
GEJALA KLINIS :
• Sebagian selaput janin menggantung keluar dari vulva 12 jam atau lebih setelah kelahiran normal, abortus atau distokia.
• Kadang-kadang selaput fetus tidak keluar , tetap bertahan dalam uterus atau vagina.
PENANGANAN RETENSI PLASENTA
• Bisa dilakukan : 24-36 jam setelah melahirkan
• Sesudah 48 jam, sulit , karena uterus sudah menutup, sulit memasukkan tangan ke dalam uterus.
• Pengupasan plasenta anak dari plasenta induk, sebelumnya dianastesi.
• Suntikan hormon oksitosin, dosis 100 IU, melalui sc atau im atau dengan dietilstilbestrol dalam minyak sebanyak 15 – 60 mg (im), diulangi selama 4 hr.
6. MILK FEVER
• Penyakit metabolik : kambing dan sapi
• Rendah kalsium, normal : 9 -12 mg/dl turun : 5mg/dl
Faktor Predisposisi :
• bertambah tua
• > 5 th : 20%
• herediter
• Sapi produksi susu tinggi
• Kemauan makan sapi
Gejala klinis :
• Napsu makan menurun
• Turun suhu tubuh
• Leher melipat
• Pupil tdk bereaksi thd cahaya
Pengobatan
• Suntikan preparat Ca (boroglukonat calcicus) : 50 -100 ml pada kambing. Sapi : 10 kali (separo secara iv dan separo secara sc).
Pencegahan
• 30 hr menjelang kelahiran : Ca diturunkan, setelah melahirkan Ca ditingkatkan pemberian
Kasus Penyakit Infeksius :
1. MASTITIS
• Radang ambing pada sapi perah
• Disebabkan kuman
• 2 macam jenis mastitis : klinis dan subklinis
• Kuman penyebab telah resisten thd tetrasiklin (37,46%), ampisillin (25%) dan gentamisin (21,87%) (Salasia dkk, 2005).
• Kerugian : menurunkan produksi air susu, meningkatkan ongkos perawatan, pengobatan, meningkatkan air susu yang terbuang, meningkatkan penggantian sapi, pedet mati/tumbuh lambat.
Penyebab Mastitis :
FAKTOR KUMAN
• Jenis : Streptococcus agalactiae, Str. Disgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepidemicus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenees dan Pseudomonas aeroginosa
• Jumlah dan keganasan
• Kuman masuk melalui lubang keluar susu pd puting (spincter), beberapa saat setelah pemerahan, karena saat itu spincter masih terbuka, sel darah putih, antibodi juga habis, ikut terperah.
FAKTOR -2 MASTITIS
FAKTOR TERNAK
• Bentuk ambing yg terlalu menggantung
• Puting dengan spincter kendur, lubang puting terlalu lebar
• Letak kuartir : kiri belakang (34,3%), kanan depan (30,1%)
• Umur
• Produksi
• Bangsa : sapi persilangan lebih besar drpd sapi lokal.
• GEJALA MASTITISAKUT : kebengkakan ambing, panas saat diraba, rasa sakit, warna kemerahan dan terganggunya fungsi. Air susu berubah sifat, seperti : pecah, bercampur endapan atau jonjot fibrin, reruntuhan sel maupun gumpalan protein. Ternak masih mau makan dan suhu tubuh masih normal.
• KRONIS : infeksi berlangsung lama, dari suatu periode laktasi ke periode berikutnya. Proses berakhir dengan atropi kelenjar mammae.
PENCEGAHAN
• Dipping puting setelah pemerahan dengan antiseptik : alkohol 70 %, Chlorhexidine 0,5%, kaporit 4% dan Iodophor 0,5 – 1%, biosid 3000 IU (3,3 mililiter/liter air).
• Air susu pancaran pertama saat pemerahan ditampung di strip cup dan diamati terhadap ada tidaknya mastitis.
Pengobatan Mastitis
• Lincomycin, Erytromycin dan Chloramphenicol
• Desinfeksi puting dengan alkohol dan infusi antibiotik intra mamaria
• Injeksi kombinasi penicillin, dihydrostreptomycin, dexamethasone dan antihistamin
• Streptococcus sp masih bisa diatasi dengan penicillin, karena Streptococcus sp masih peka terhadap penicillin.
2.KEGUGURAN (BRUCELLOSIS)
• Disebabkan oleh 3 spesies, yaitu Brucella melitensis, yang menyerang pada kambing, Brucella abortus, pada sapi dan Brucella suis pada babi.
• Kambing : 4 - 6 minggu terakhir dari kebuntingan,
• Sapi : kebuntingan 5 - 8 bulan.
• Pada sapi perah, brucellosis dapat menyebabkan penurunan produksi susu.
Gejala Klinis :
• Pada kambing : keguguran antara 4 – 6 minggu terakhir kebuntingan
• Sapi : keguguran 5- 8 bulan kebuntingan dan majir, cairan janin keruh. Air susu mengandung kuman, meskipun gejala klinis tidak terjadi.
Brucellosis diikuti :
• Bisa bunting, tapi tingkat kelahiran rendah, pedet lahir
mati, plasenta tertahan (retensi plasenta).
Perubahan Pasca Mati
• Penebalan plasenta
• Cairan janin keruh, coklat, darah, nanah
• Pada pejantan : nekrosis testes
Pencegahan : Sanitasi
• Hapus hama terhadap sisa-sisa abortus, fetus dan plasenta dibakar, vagina diirigasi dg antiseptik selama 1 minggu
• Alat dan kandang didesinfeksi
• Istirahat kawin, pejantan yg mengawini dicuci preputiumnya dg antiseptik.
• Anak penderita disusui induk lain
Pengobatan
• Tidak ada
3.ANTHRAX
• Hospes : ruminansia
• Penyebab : Bacillus anthracis
• Perdarahan subkutan dan subserosa, bengkak limfa
• Zoonosis
• Kerugian : kematian ternak, hilang prod daging, susu, kulit, tenaga kerja pembajak sawah.
Penyebab
• Bacillus anthracis
• Berspora, batang, susun tunggal atau berantai, berselubung, gram positif
• Tahan puluhan tahun di tanah
PENULARAN
• Tdk lazim menular dari ternak ke ternak secara langsung
• Tanah netral, berkapur cocok untuk pertumb kuman
• Spora terbawa burung liar pemakan bangkai.
• Vektor : lalat penghisap darah : Tabanus/lalat kandang
• Rumput di lahan tercemar mengandung spora
• Adanya luka mempercepat kejadian infeksi : gigitan serangga
• Ternak lain memakan tepung tulang penderita
• Mengkonsumsi pakan, air tercemar
• Memakan daging (oral), pernafasan, luka pada manusia
Gejala Klinis
• Per akut, akut dan kronis
• Perakut : mati mendadak, perdarahan otak (2-6 Jam) : sesak napas (mortalitas : 100%)
• Akut : temperatur meningkat, gelisah, susah bernafas, kejang dan mati. Susu berwarna sangat kuning atau kemerahan, bengkak tenggorok dan lidah (mortalitas : 90%).
• Kronis : lepuh lokal terbatas pada lidah, trakhea.
Perubahan Pasca Mati
• Bangkai Dilarang diautopsi
• Bangkai cepat busuk, sepsis, menggembung
• Darah hitam keluar dari lubang-lubang alami
• Penyembulan rektum disertai perdarahan
Pencegahan
• Daerah bebas antrax : pengaturan ketat lalu lintas ternak ke daerah tsb.
• Daerah wabah : vaksinasi setiap tahun. Sapi : 1 cc dan kb, db, bb, kd : 0,5 cc (sc)
• Ambil darah dari telinga untuk diagnosis pd hewan mati mendadak. Jangan bedah bangkai, ambil salah satu daun telinga, bawa ke lab.
• Penderita mati, dibakar dikubur 2 meter, tutup kapur
• Kulit dan bulu dimusnahkan.
Pengobatan
• Kombinasi antiserum dengan antibiotik (PPG, streptomisin atau kombinasi keduanya).
1 komentar:
tulisan ini akan sangat membantu perkembangan ternak sapi di daerah saya, kalau boleh bagaimana cara agar saya dapat mendownload tulisan ini.
Posting Komentar