Total Tayangan Halaman

Senin, 11 Juni 2012

Mengenal Penyakit pada Sapi Potong-Perah dan Pengobatannya

PENYAKIT PADA SAPI POTONG dan SAPI PERAH
OLEH :
Drh. Mohammad Mahfud, Msi
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MADIUN


Kasus Penyakit Non Infeksius, al
1. Grain Poisoning (keracunan HMT)
Produksi asam laktat dalam rumen meningkat
Tanda -tanda Klinis :
      - Sakit perut, sapi menendang-nendang perutnya
      - Gigi bergeritan
      - Perut kembung, diare berbau busuk
      - Kondisi berat, sapi seperti mabuk, buta, jatuh, mati
Therapi :
      - Drenching garam inggris 400 gram
      - Drenching Sodium bicarbonat 110 gram, ulangi tiap 8 jam selama 2 hari
      - Bakazha Extra

2. BLOAT (KEMBUNG)
Produksi gas dalam rumen berlebihan
Tanda-tanda Klinis
• Ternak gelisah
• Sulit bernapas
• Perut sebelah kiri membesar, bunyi drum
Masih ada gerak rumen
• Mulut , mata kebiruan, kurang oksigen
• Kematian
Pengobatan
• Broom stick therapy
• Meningkatkan air liur
• Pemberian obat : Bakazha Oil

3. INDIGESTI
Low protein ration (serat kasar tinggi)
Tanda Klinis
- Tidak mau makan, lesu, malas bergerak, kembung, konstipasi
Therapi
- Clisma (pengeluaran feces secara rektal)
- Drenching garam inggris 100-400 gram
- Bakazha Extra

4.PROLAPSUS UTERI
Kelainan, penyembulan rahim ke luar, menggantung melalui vagina, setelah melahirkan.
• Sapi umur tua, > 4 th, kurang gerak, dikandangkan terus : penggantung rahim kendur, lemah, rahim tidak kembali ke keadaan semula, seperti sebelum bunting.
• Gejala klinis : turun napsu makan, temperatur tinggi, peningkatan denyut nadi, selalu merejan.
• Jika segera ditangani, bisa sembuh. Jika dibiarkan, tjd infeksi, keracunan. 

5.RETENSI PLASENTA
• Terjadi setelah melahirkan anak.
• Banyak terjadi pada sapi perah
• Plasenta anak, tetap bertahan, menempel pada plasenta induk.
• Mengikuti kejadian abortus, terutama yg terjadi setelah kebuntingan mencapai 5 bln.
• Birahi kembali setelah kelahiran akan diperpanjang.
PENYEBAB RETENSI PLASENTA DAN GEJALA KLINIS :
PENYEBAB :
• Akibat infeksi uterus selama kebuntingan, kurang kontraksi uterus setelah pedet dilahirkan.
• Pakan berlebihan energi pada sapi bunting tua (8-9 bln), melebihi 150% dari kebutuhan.
GEJALA KLINIS :
• Sebagian selaput janin menggantung keluar dari vulva 12 jam atau lebih setelah kelahiran normal, abortus atau distokia.
• Kadang-kadang selaput fetus tidak keluar , tetap bertahan dalam uterus atau vagina.
PENANGANAN RETENSI PLASENTA
• Bisa dilakukan : 24-36 jam setelah melahirkan
• Sesudah 48 jam, sulit , karena uterus sudah menutup, sulit memasukkan tangan ke dalam uterus.
• Pengupasan plasenta anak dari plasenta induk, sebelumnya dianastesi.
• Suntikan hormon oksitosin, dosis 100 IU, melalui sc atau im atau dengan dietilstilbestrol dalam minyak sebanyak 15 – 60 mg (im), diulangi selama 4 hr.

6. MILK FEVER
• Penyakit metabolik : kambing dan sapi
Rendah kalsium, normal : 9 -12 mg/dl turun : 5mg/dl
Faktor Predisposisi :
bertambah tua
> 5 th : 20%
• herediter
• Sapi produksi susu tinggi
• Kemauan makan sapi
Gejala klinis :
• Napsu makan menurun
• Turun suhu tubuh
• Leher melipat
• Pupil tdk bereaksi thd cahaya
Pengobatan
• Suntikan preparat Ca (boroglukonat calcicus) : 50 -100 ml pada kambing. Sapi : 10 kali (separo secara iv dan separo secara sc).
Pencegahan
• 30 hr menjelang kelahiran : Ca diturunkan, setelah melahirkan Ca ditingkatkan pemberian

Kasus Penyakit Infeksius :
1. MASTITIS
• Radang ambing pada sapi perah
• Disebabkan kuman
• 2 macam jenis mastitis : klinis dan subklinis
Kuman penyebab telah resisten thd tetrasiklin (37,46%), ampisillin (25%) dan gentamisin (21,87%) (Salasia dkk, 2005).
• Kerugian : menurunkan produksi air susu, meningkatkan ongkos perawatan, pengobatan, meningkatkan air susu yang terbuang, meningkatkan penggantian sapi, pedet mati/tumbuh lambat.
Penyebab Mastitis :
FAKTOR KUMAN
Jenis : Streptococcus agalactiae, Str. Disgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepidemicus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenees dan Pseudomonas aeroginosa
• Jumlah dan keganasan
Kuman masuk melalui lubang keluar susu pd puting (spincter), beberapa saat setelah pemerahan, karena saat itu spincter masih terbuka, sel darah putih, antibodi juga habis, ikut terperah.
FAKTOR -2 MASTITIS
FAKTOR TERNAK
• Bentuk ambing yg terlalu menggantung
• Puting dengan spincter kendur, lubang puting terlalu lebar
• Letak kuartir : kiri belakang (34,3%), kanan depan (30,1%)
• Umur
• Produksi
• Bangsa : sapi persilangan lebih besar drpd sapi lokal.
GEJALA MASTITISAKUT : kebengkakan ambing, panas saat diraba, rasa sakit, warna kemerahan dan terganggunya fungsi. Air susu berubah sifat, seperti : pecah, bercampur endapan atau jonjot fibrin, reruntuhan sel maupun gumpalan protein. Ternak masih mau makan dan suhu tubuh masih normal.
KRONIS : infeksi berlangsung lama, dari suatu periode laktasi ke periode berikutnya. Proses berakhir dengan atropi kelenjar mammae.
PENCEGAHAN
• Dipping puting setelah pemerahan dengan antiseptik : alkohol 70 %, Chlorhexidine 0,5%, kaporit 4% dan Iodophor 0,5 – 1%, biosid 3000 IU (3,3 mililiter/liter air).
Air susu pancaran pertama saat pemerahan ditampung di strip cup dan diamati terhadap ada tidaknya mastitis.
Pengobatan Mastitis
Lincomycin, Erytromycin dan Chloramphenicol
Desinfeksi puting dengan alkohol dan infusi antibiotik intra mamaria
Injeksi kombinasi penicillin, dihydrostreptomycin, dexamethasone dan antihistamin
Streptococcus sp masih bisa diatasi dengan penicillin, karena Streptococcus sp masih peka terhadap penicillin.

2.KEGUGURAN (BRUCELLOSIS)
Disebabkan oleh 3 spesies, yaitu Brucella melitensis, yang menyerang pada kambing, Brucella abortus, pada sapi dan Brucella suis pada babi.
Kambing : 4 - 6 minggu terakhir dari kebuntingan,
Sapi : kebuntingan 5 - 8 bulan.
Pada sapi perah, brucellosis dapat menyebabkan penurunan produksi susu.
Gejala Klinis :
• Pada kambing : keguguran antara 4 – 6 minggu terakhir kebuntingan
• Sapi : keguguran 5- 8 bulan kebuntingan dan majir, cairan janin keruh. Air susu mengandung kuman, meskipun gejala klinis tidak terjadi.
Brucellosis diikuti :
• Bisa bunting, tapi tingkat kelahiran rendah, pedet lahir
mati, plasenta tertahan (retensi plasenta).
Perubahan Pasca Mati
• Penebalan plasenta
• Cairan janin keruh, coklat, darah, nanah
Pada pejantan : nekrosis testes
Pencegahan : Sanitasi
• Hapus hama terhadap sisa-sisa abortus, fetus dan plasenta dibakar, vagina diirigasi dg antiseptik selama 1 minggu
• Alat dan kandang didesinfeksi
• Istirahat kawin, pejantan yg mengawini dicuci preputiumnya dg antiseptik.
• Anak penderita disusui induk lain
Pengobatan
• Tidak ada


3.ANTHRAX
• Hospes : ruminansia
Penyebab : Bacillus anthracis
• Perdarahan subkutan dan subserosa, bengkak limfa
• Zoonosis
• Kerugian : kematian ternak, hilang prod daging, susu, kulit, tenaga kerja pembajak sawah.
Penyebab
Bacillus anthracis
• Berspora, batang, susun tunggal atau berantai, berselubung, gram positif
• Tahan puluhan tahun di tanah
PENULARAN
• Tdk lazim menular dari ternak ke ternak secara langsung
• Tanah netral, berkapur cocok untuk pertumb kuman
• Spora terbawa burung liar pemakan bangkai.
• Vektor : lalat penghisap darah : Tabanus/lalat kandang
• Rumput di lahan tercemar mengandung spora
• Adanya luka mempercepat kejadian infeksi : gigitan serangga
• Ternak lain memakan tepung tulang penderita
• Mengkonsumsi pakan, air tercemar
• Memakan daging (oral), pernafasan, luka pada manusia
Gejala Klinis
• Per akut, akut dan kronis
• Perakut : mati mendadak, perdarahan otak (2-6 Jam) : sesak napas (mortalitas : 100%)
• Akut : temperatur meningkat, gelisah, susah bernafas, kejang dan mati. Susu berwarna sangat kuning atau kemerahan, bengkak tenggorok dan lidah (mortalitas : 90%).
• Kronis : lepuh lokal terbatas pada lidah, trakhea.
Perubahan Pasca Mati
• Bangkai Dilarang diautopsi
Bangkai cepat busuk, sepsis, menggembung
• Darah hitam keluar dari lubang-lubang alami
• Penyembulan rektum disertai perdarahan
Pencegahan
• Daerah bebas antrax : pengaturan ketat lalu lintas ternak ke daerah tsb.
• Daerah wabah : vaksinasi setiap tahun. Sapi : 1 cc dan kb, db, bb, kd : 0,5 cc (sc)
• Ambil darah dari telinga untuk diagnosis pd hewan mati mendadak. Jangan bedah bangkai, ambil salah satu daun telinga, bawa ke lab.
• Penderita mati, dibakar dikubur 2 meter, tutup kapur
• Kulit dan bulu dimusnahkan.
Pengobatan
• Kombinasi antiserum dengan antibiotik (PPG, streptomisin atau kombinasi keduanya).

1 komentar:

Unknown mengatakan...

tulisan ini akan sangat membantu perkembangan ternak sapi di daerah saya, kalau boleh bagaimana cara agar saya dapat mendownload tulisan ini.